Kamis, 30 Desember 2027

Selamat datang di ladang langit

Disini bintang-bintang menyemaikan pijarnya

Senin, 14 September 2009

Jumat, 27 Februari 2009

"celoteh telah ditawarkan saat azan itu berkumandang dan orang lain menatapnya dengan suara yang sangat biasa saja maka seketika itu juga kita jalankan rencana yang disusun pada malam hari memang bulan ini tak akan mampu bertahan lama,"
Itulah sepenggal bait dari buku Gumam ASA. Buku yang baru saja terbit ktika embun-embun kreatifitas mulai mengering dari tanah sastra banjar. maaf bukannya saya meremehkan kawan-kawan sastrawan yang lain, tapi suka tak suka itulah kenyataannya. bahwa selama ini kebanyakan dari sastrawan hanya berkutat pada sesuatu yang normatif saja, entah tak tahu atau memang tak mau tahu bahwa sebenarnya banyak denah kreatifitas yang belum tergarap secara maksimal oleh ide dan nurani kita. itulah yang mungkin membuat perkembangan sastra indoesia khususnya Kal-Sel jadi melempem, dan mungkin itu pula yang disadari oleh Ali Samsyudin Arsi (ASA) , lalu beliau pun mencoba menawarkan sesuatu yang baru, sesuatu yang segar, meski ketika membaca karyanya itu kepala kita akan mengkerut-kerut. lalu apa saja yang menarik dan yang perlu dicermati dari Gumam ASA?

Jumat, 11 Juli 2008

bersama teman


mari kita nikmati masa muda dengan cinta,
mari kita hadapi masa tua dengan cinta,
dan kita tinggalkan dunia dengan cinta,
semoga ke surga kita sama-sama.

Kamis, 29 Mei 2008

Selasa, 27 Mei 2008

indahnya alam ini hanya dapat dirasakan oleh hati yang tentram

Minggu, 30 Maret 2008

Rabu, 12 Desember 2007

ANGIN

Aku angin.....
datang dari muara langit
mengalir membawa ruh-ruh cinta
menuju dermaga di hilir jiwamu

Aku angin .....
bersiul di lobang daun
membawa irama serat-serat rindu
membisik indah di telingamu

Aku angin.....
bergelora seperti debur ombak
mengikis tebing kesepian
di tepian hidupmu

Aku angin.....
berhembus dalam dawai kecapi
yang mengantar helai mimpimu
pada belaian nada-nada indah

Aku angin.....
membawa benih kasih sayang
dari ladang bunga asmara
lalu ku tabur di lembah hatimu

Aku angin.....
yang kan membawa sukmamu
berkelana menyinggahi
tempat-tempat tertinggi cakrawala

Tapi aku juga bisa membuatmu masuk angin
He....He....He....He.....

melukis bumi

Aku seperti seniman
berdiri di ujung senja
melukis rimba raya
Burung-burung
Bunga-bunga
Sungai-sungai
sebelum gelap membuka tabirnya

Aku bagai pemusik
duduk di muara malam
ciptakan irama alam
Bernada-nada
Bernyanyi-nyanyi
Menari-nari
sebelum kelam hamparkan sunyi

Aku ibarat penyair
sujud ketika fajar
namun tak ada tulisan dan cerita
Rimba raya
Burung-burung
Bunga-bunga
Sungai-sungai
Irama alam
Nada-nada
Nyanyi-nyanyi
Tari-tari
hanya jadi kenangan hari kemaren
karena hari ini dan esok
wajah bumi tak lagi cantik
Tercabik-cabik
Tersayat-sayat
Terluka-luka
sebelum manusia menyadari
tangannya melukis bumi tanpa warna